SIIPALA OFFICIAL
24 Mar 2016

Pengaruh Arsitektur Pohon Model Rauh Pada Laju Erosi Tanah

Author: muhammad nur irfan | Filed under: ARSITEKTUR POHON

TUGAS MK ARSITEKTUR POHON PERTEMUAN VI

DOSEN Atus Syahbudin

Menurut Halle et al. (1978), model arsitektur pohon adalah bangunan suatu pohon sebagai hasil dari pertumbuhan meristematik yang terkontrol secara morfogenik. Bangunan pohon ini berhubungan dengan pola percabangan, pertumbuhan batang, dan pembentukan pucuk terminal. Di dalam hutan tropis dapat dijumpai sekitar 24 model arsitektur pohon. Model arsitektur poho tersebut diantaranya adalah model Holttum, Corner, Chamberline, Massart, Rauh, Prevost, Fagerlind, Mangenot dan lain-lain.

Salah satu model arsitektur pohon adalah model Rauh. Model ini mempunyai kesamaan yang hampir menyerupai model Scarrone, yaitu memiliki batang yang monopodial, batang pokok pertumbuhannya berirama atau rithmic, arah percabangannya ortotropik, pertumbuhannya unlimited atau tidak terbatas, dan Pada spesies subtropis, cabang dikembangkan terutama oleh prolepsis, tunas lateral yang aktif letaknya dekat dengan tunas terminal yang istirahat. Daun berkembang meluas pada bagian terminal. Bunga aksila dan berkembang di malai lateral dari axil daun terakhir pada saat tunas terminal dalam kondisi istirahat. Posisi bunga majemuk lateral secara konsisten pada model ini, tetapi bervariasi pada pertumbuhan tambahannya. Variasi dalam periodesitas pertumbuhan ritmik terkait dengan musim. Penurunan latitude cenderung menghasilkan pertumbuhan pucuk lebih dari satu..

model rauh gambar

Sumber: http://usaharumahkami.blogspot.co.id/2010/10/model-rauh.html

Terdapat banyak jenis pohon yang mempunyai bentuk arsitektur model Rauh. Pohon-pohon ini memiliki bentuk kenampakan tajuk yang khas, karena percabangan nya yang tersusun dengan rapi dan teratur sehingga memiliki nilai keindahan tersendiri yang melebihi jenis tanaman lain. Jenis-jenis dari pohon tersebut diantara nya seperti Araucaria cunninghamii, Artocarpus heterophyllus, Pinus merkusii dan Swietenia mahagoni.

Pada pohon-pohon dengan model arsitektur Rauh memiliki bentuk tajuk yang rapat dan berirama. perkembangan ritmis dari batang monopodial mengarah pada pengembangan tingkatan yang berbeda dari cabang-cabang, yang merupakan pertumbuhan berulang dari axis awal dengan tingkat asimetri yang tidak sama. Dan ini merupakan karakteristik bagian distal dari sistem percabangan. Dan perkembangan cabang erat kaitannya dengan pertumbuhan ritmis dari aksis. Hal ini dapat membantu dalam pemecahan air hujan yang turun. Dengan adanya pemecahan butiran air hujan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil sehingga air yang jatuh ke tanah lebih kecil dari butiran hujan yang jatuh langsung tanpa terhambat apapun.

Berdasar dari beberapa hasil penelitian Holy(1980) yang dikutip dalam Alief(2000) mengemukakan bahwa hutan dengan tajuk yang lebat menimbulkan aliran permukaan kurang dari 10% dari total curah hujan dan tidak terjadi erosi. Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi laju aliran batang dan curahan tajuk. Karena aliran batang dan curahan tajuk kemudian akan menimbulkan aliran permukaan, yang selanjutnya aliran permukaan ini mempengaruhi besarnya laju erosi tanah. Dan kemudian dari erosi tanah akan menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadinya erosi dan tempat diangkutnya tanah tererosi tersebut, seperti terjadinya proses sedimentasi dan peningkatan kekeruhan air di sungai, waduk, danau dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Ainillah.R.S.2011. KORELASI ARSITEKTUR POHON MODEL RAUH DARI JENIS Pinus merkusii Junghuhn & de Vriese DENGAN KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREA PHBM YANG DITANAMI Coffea arabica L. RPH GAMBUNG KPH BANDUNG SELATAN. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aththorik.T.A.2000. Pengaruh Arsitektur Pohon Model Massart dan Rauh Terhadap Aliran Batang, Curahan Tajuk, Aliran Permukaan dan Erosi di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hallé, F.; R.A.A. Oldeman; P.B. Tom-linson. 1978. Tropical Trees and Forest, An Architectural Analysis. Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York. 441 p.

 

Leave a Reply